Kamis, 23 Juni 2011

hemostasis


HEMOSTATIS

Hemostatis adalah peristiwa berhentinya suatu perdarahan sebagai reaksi tubuh terhadap  adanya luka. Mekanisme hemostatis  yang seimbang terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu:
1.       Factor vaskulair
2.      Factor trombosit
3.      Factor koagulasi
4.      Factor fibrinolisis
Adapun fungsi dari proses hemostatis ini adalah :
1.      Mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah yang utuh. Hal ini tergantung dari : integritas pembuluh darah dan fungsi trombosit yang normal.
2.      Menghentikan perdarahan dari pembuluh darah yang terluka . Proses yang terjadi setelah adanya suatu luka adalah : vasokontriksi pembuluh darah, pembentukan sumbat trombosit , proses pembekuan darah.

Bila terjadi suatu luka pada pembuluh darah, maka pembuluh darah tersebut akan mengalami vasokontriksi , sehingga aliran darah terhambat, dan darah yang dikeluarkan juga sedikit, serta terjadi kontak antara trombosit dengan dinding pembuluh darah yang cukup lama.
Kontak trombosit dengan pembuluh darah tersebut akan mengalami adesi trombosit dengan jaringan kolagen. Proses ini memerlukan adanya glikoprotein 1b dari trombosit , dan factor von willebrand dari pembulh darah.
Trombosit yang mengalami adesi akan melepaskan ADP ( Adenosite DiPosphat )  dan tromboxan A2 yang akan menyebabkan terjadinya agegrasi trombosit, sehingga terbentuklah suatu sumbat trombosit yang tidak stabil.
Trombosit yang mengalami agegrasi tersebut akan mengeluarkan platelet factor 3 (PF3) , yang akan merangsang terjadinya proses pembekuan darah. Proses pembekuan darah ini akan menghasilkan benang-benang fibrin .
Benang-benang fibrin yang terjadi akan mengikat sumbat trombosit yang tidak stabil itu sehingga menjadi sumbat trombosit yang stabil.

FAKTOR PEMBEKUAN DARAH
Proses pembekuan darah terjadi karena adanya aktivasi dari ke 12 faktor  pembekuan darah yang lain ada dialiran darah, dan proses ini terbagi menjadi dua jalur yaitu :
1.      Jalur intrinsic : pada jalur ini semua bahan yang diperlukan untuk proses pembekuan darah terdapat dalam aliran darah. Bahan bahan tersebut biasanya beredar dalam bentuk precursor yang inaktif ( tidak aktif ) , dan beberapa diantaranya merupakan proenzim dan kofaktor.

2.      Jalur ekstrinsik : pada jalur ini diperlukan bahan yang berasal dari jaringan pembuluh darah yang terluka / rusak ( tissue factor / tissue tromboplastin ).


Gabungan factor intrinsic dan ekstrinsik tersebut akan mengakibatkan perubahan factor X menjadi factor X aktif, dan selanjutnya bersama sama membentuk benang- benang fibrin.


FAKTOR- FAKTOR PEMBEKUAN DARAH

Faktor  l           : fibrinogen
Factor ll           : protombin
Factor lll          : tissue tromboplastin
Factor IV        : calcium
Factor V          : proaccelerin = labile factor
Factor VII       : proconvertin = stable factor
Factor VIII     : Anti hemophilic factor ( hemophili A )
Factor IX        :Christmas factor  ( hemophili B )
Faktor X          : Stuard factor
Faktor  XI       : plasma tromboplastin antecedent ( PTA )
Faktor XII       : Contac factor
Faktor  XIII    : Fibrin stabilizing factor.


Factor VI : ternyata merupakan bentuk inaktif dari factor V , sehingga dikeluarkan dari deretan factor pembekuan darah.

Proses koagulasi darah dimulai dengan jalur intrinsic, dimana terjadi aktivasi F.XII karena adanya persentuhan darah dengan permukaan yang asing. F XII aktif selanjutnya akan mengaktivasi F.XI menjadi F.Xia, selanjutnya mengaktivasi F.IX menjadi F.IXa. F.IXa ini bersama sama F.VIII, PF3 dan ion Ca akan mengaktivasi F.X.

Pada jalur ekstrinsik, dimulai dari aktivasi F.VII, yang bersama tromboplastin jaringan dan ion Ca akan masuk jalur umum dan akan mengaktivasi F.X , seperti halnya dengan jalur intrinsic.

F.X yang diaktivasi oleh jalur intrinsic dan ekstrinsik dan dibantu oleh F.V, PF3 , dan ion Ca, akan merubah protombin menjadi thrombin. Selanjutnya thrombin yang terbentuk akan merubah fibrinogen (F.I. ) menjadi benang-benang fibrin yang akan dipakai untuk menstabilkan sumbat trombosit yang telah terbentuk.





PROSES FIBRINOLYSIS

Disamping system pembentukan darah yang ada dalam plasma terdapat pula suatu system yang dikenal sebagai : FIBRINOLYSIS yang berfungsi untuk :

1.      Membatasi pembentukan fibrin didaerah luka.
2.      Menghancurkan fibrin didalam sumbat trombosit.
Fibrynolisis adalah proses degaradasi bekuan –bekuan fibrin yang terjadi secara ensimatis. Yang berperan pada fibrynolisis ini adalah system : PLASMINOGEN – PLASMIN.
Plasminogen berupa suatu glikoprotein dan suatu proenzim yang dalam keadaan normal berada dalam bentuk inaktif.
Adanya berbagai macam rangsangan , antara lain : trauma , akan menyebabkan terjadi pelepasan plasminogen aktivaktor dari sel  endothel pembuluh darah, atau jaringan tubuh. Plasminogen activator ini akan mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin.
Plasmin yang terbentuk ini akan memecah fibrin menjadi bahan bahan yang soluble, sehingga sumbat  trombosit akan hancur. Peristiwa ini merupakan hal yang fisiologis. Kelebihan plasmin akan diinaktivasi kembali oleh alpha2 anti plasmin.

Pada keadaan dimana terjadi peningkatan plasminogen activator atau defisiensi alpha2 anti plasmin akan timbul perdarahan karena plasmin yang ada selain menghancurkan fibrin juga akan menghancurkan bahan bahan lain seperti : fibrinogen, F.V , Dan F.VIII,  sehingga terjadi proses fibrinolisis yang patologis.



PEMERIKSAAN  FAAL
HEMOSTATIS

Kelainan pada perdarahan dapat terletak di :
1.      Vaskulair
Waktu perdarahan
Rumple lead test

2.      Trombosit
Hitung trombosit
Retraksi bekuan

3.      Koagulasi
Jalur ekstrinsik      : PPT/ PT
Jalur intrinsic         : APTT
Jalur umum            :TT

1.      WAKTU PERDARAHAN : ( bleeding time / BT )
Pada test ini yang diperiksa adalah fungsi pembuluh darah dan fungsi trombosit .
Waktu perdarahan ini menunjang pada :
·         Trombositopenik purpura
·         Non trombositopenik purpura
·         Von willerbrands diseases


Teknik pemeriksaan :
1.      Cara DUKE :
Disinfeksi cuping telinga, kemudian tusuk dengan lancet.
Hitung waktu perdarahan dengan memakai kertas saring setiap 30 detik.
Nilai normal : 1-3 menit.
Perdarahan lebih dari 5 menit : tekan tempat perdarahan / perdarahan STOP.

2.      Cara IVY :
Disinfeksi pada kulit lengan bawah , sedikit distal fossa cubiti, kemudian lengan bagian atas ditekan tensimeter sekitar 40 mmHg. Tusuk dengan lancet dan waktu perdarahan dihitung dengan kertas saring setiap 30 detik.
Nilai normal          : 1-7 menit.
Perdarahan lebih dari 10 menit  tekan tempat perdarahan.

2.RUMPLE LEAD TEST
Pemeriksaan  ini untuk melihat fraggilitas pembuluh darah.
Cara     : vena dibendung antara systolic dan dyastolik selama 5 menit  , kemudian hitung jumlah petechiae yang timbul selama 15 menit.

Normal            : < 10 petechiae
                        10-20 petechiae : meragukan
                        >20 petechiae  : abnormal

3.HITUNG ROMBOSIT
            Terdapat dua macam cara menghitung jumlah trombosit : cara manual dan cara elektrik.
            Bila terdapat trombopheni harus dikonfirmasikan dengan evaluasi hapusan darah.
            Normal                        : 150.000 – 450.000 / mm3
                                    80.000 – 100.000 / mm3         : trombopheni ringan
                                    40.000 – 80.000 / mm3           : dapat terjadi spontan bleeding
                                    <30.000 – 40.000 / mm3         : spontan bleeding
                                    < 10.000 / mm3                       : spontan bleeding berat.

4.TEST RETRAKSI BEKUAN
            1cc darah didalam tabung reaksi ( 13 x 100 mm ) , pada suhu 370 C adalah BEKU.
            1,2,4,24 jam kemudian retraksi bekuan diperiksa.
Normal                        : terjadi retraksi bekuan dalam waktu 24 jam.
Jelek bila terjadi retraksi bekuan dalam waktu 4-24 jam.
Tidak terdapat retraksi jika setelah 24 jam tidak tampak retraksi bekuan.
Test ini untuk memeriksa gangguan fungsi dan jumlah trombosit.

5.PPT ( PLASMA PROTOMBIN TIME ) ATAU PT ( PROTOMBIN TIME )
Test ni untuk melihat adanya gangguan pada jalur ekstrinsik.
            Nilai normal    : 10-14 detik, perbedaan <2 detik dari control.
Teknik pelaksanaan     : plasma sitras dengan Ca dan tromboplastin jaringan , pada suhu 370 C ,
            Kemudian catat waktu pembekuan.
6.APTT ( AKTIVATED PARTIAL TROMBOPLASTIN TIME )
            Test ini untuk melihat adanya gangguan pada jalur intrinsic.
            Nilai normal    : 30-40 detik , perbedaan <7 detk control.
Teknik pelaksanaan : plasma sitras dengan fosfolipid dengan Ca , pada suhu 37o C kemudian catat waktu pembekuan.

7.TT ( TROMBIN TIME )
            Test ini untuk melihat adanya gangguan pada jalur bersama / umum.
            Nilai normal    : 10- 15 detik
Meningkat pada : hipofibrinogenemia , pmberian heparin, dan FDP ( fibrinogen degradation product ).
Teknik pelaksanaan : plasma sitras dengan thrombin , sehingga fibrinogen menjadi fibrin , pada suhu 370 C , kemudian catat waktu pembekuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar