KERADANGAN
Definisi : Keradangan adalah reksi tubuh terhadap kerusakan jaringan yang terjadi pada daerah sekitar rangsangan.
Rangsangan pada jaringan tersebut dapat berupa : biokimiawi, perubahan fungsi jaringan / organ dan perubahan morphologi, yang kesemuanya itu dapat menimbulkan gejala klinis yang kita kenal dengan RADANG.
Cara pemberian nama pada daerah/organ yang mengalami keradangan adalah dengan menambahkan akhiran ITIS pada nama organ/daerah tersebut.
Misalnya : keradangan pada hepar Hepatitis.
keradangan pada Jantung Carditis
keradangan pada Jantung Myelositis, dsb.
Keradangan ini ada 2 macam yaitu : AKUT : disini tanda tanda local dan sistematik jelas
KRONIS : disini tanda-tanda dan sistematik tidak jelas
Tanda tanda local keradakan adalah :
1. COLOR : panas,
Hal ini disebabkan adanya hyperemi local, pelebaran (dilatasi) pembuluh darah dan peningkatan metabolisme intra sellulair.
2. RUBOR : merah,
Hal imi disebabkan karena adanya vasodilatasi pembuluh darah dan hyperemi pembuluh darah.
3. TUMOR: edema,
Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah darah pada daerah tersebut, disertai keluarnya cairan (eksudasi) dan intra vaskuliar ke jaringan sekitarnya, dan erjadimya peningkatan jumlah sel sel darah putih kejaringan.
4. DOLOR : nyeri,
Hal ini desebabkan oleh adanya tekanan mekanis pada ujung syaraf sensoris, dan iritasi langsung ujung syaraf oleh mediator kimia, serta adanya kerusakan langsung pada ujung ujung syaraf.
5. FUNKTIOLAESA : gangguan fungsi,
Hal ini disebabkan oleh adanya tumor/bemjolan dan rasa nyeri.
Perubahan perubahan yang terjadi pada suatu keradangan pada hakekatnya meliputi perubahan pada faktor VASKULAR dan SELLULAR.
Perubahan pada vaskulair meliputi 2 hal yaitu : perubahan HAEMODINAMIKA dan perubah pada PERMEABILITAS.
1. Perubahan Haemodinamika :
Peruahan yang trjadi disini disebabkan oleh adanya : zat mediator kimiawi, dan faktor neurogenik.
Perubahna yang terjadi meliputi :
# Dilatasi arteriole.
# Meningkatnya aliran pembuluh darah.
# Congesi pada penbulh darah vena.
# Terjadinya statis aliran darah.
# Permeabilitas vaskulair yang meningkat, sehimgga cairan akan kejaringan sekitarnya.
# Peningkatan sel darah putih dalam kapiler yang selanjutnya bermigrasi ke jaringan sekitarnya.
2. Perubahan Permeabilitas :
Perubahan Permeabilitas ini mengakibatnkan cairan dari pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya dan terjadilah oedema.
Cairan yang keluar biasanya berupa transudat pada awalnya, dan kemudian menjadi exudat pda akhirnya.
Perbedaan transudat dan exudat adalah :
1. 2. 3. 4. 5. | Kadar protein Berat jenis Kandungan Mekanisme Sel sel Radang | : : : : : | TRANSUDAT Rendah < 1,012 Air,garam,glukosa. Cairan dari pembuluh darah kejaringan sekitar oleh karena peningkatan tekanan hidroststik. Tidak ada | EXUDAT Tinggi Sekitar 1,018 Protein, albumin, glubulin, fibrinogen,lipoprotein. Cairan dari pembuluh darah kejaringan sekitar oleh karena permeabilitas pembuluh darah yang meningkat. Ada |
3. Perubahn selulair :
Disini terjadi migrasi sel lekosit ke lokasi radang melalui tahap:
1. Marginating :
Adanya radang menimbulkan mediator kimia dalam aliran darah, sehingga sel darah menggerombol ditengah pembuluh darah dan membentuk ROULOUX dengan partikel yang besr, sedangkan sel drah putih akan menempati bagian tepi pembuluh darah selanjutnya berimigrasi kejaringan sekitar.
2. Migrasi :
Sel darah putih yang ada di tepi pembuluh darah akan berimigrasi kejaringan sekitarnya. Sel darah putih yang keluar adalah : neutrophil, basiphyl, eosinosphyl, monosit, dan lymposit.
3. Kemotakis :
Yaitu pergerakan sel darah putih kejaringan sekitar oleh adanya rangasangan kimia sebagai akibat dari keradangan.
4. Aggregation :
Yaitu berkumpulnya sel darah putih pada lokasi keradanga. Pada fase akut yang bergerak adalah PMN (Poli Morpho Nuclear) yaitu : neutrophyl, eosinophyl, dan basophyl. Pergerakan ini berlangsung cepat, dan bertahan beberapa hari.
Pada fase kronis yang bergerak adalah : monosit, limpost, dan macrophage. Pergerakanya berlangsung lambat, dan dapat bertahan bulanan bahkan tahunan.
5. Phagositosis :
Artinya : memakan sel
Caranya : sel mendekati benda asing karena adanya rangsangan kimia dari benda asing tersebut. Benda asing akan dikelilingi sel, sehingga benda asing tersebut terjebak dalm kantong dan akhirnya dihancurkan oleh ensim ensim sel darah putih.
Setelah diphagosit kemungkinan yang terjadi adalah : sel hidup menjadi mati, atau tetap hidup dalan phagosit dan bertindak aktif sehinnga sel darah putih . phagosit akan mati dan menjadi pus.nanah, atau benda asing tetap hidup dalam sel phagosit tetapi tidak aktif melainkan dian saja (DORMEN). Hal terakhir ini yang sering terjadi pada proses tuberculosis.
Faktor faktor yang dapat merubah / mempengaruhi perjalanan suatu keradangan yaitu:
1. Faktor yang berasal dari penyebab keradangan :
a. Virulensi (keganasan) kuman.
Kuman ada yang virulen ada pula yang no virulen. Kuman tbc virulensinya tinggi, sehingga stu kuman pun telah dapat menyebabkan infeksi tbc.
b. Lamanya rangsangan.
Semaki lama suatu rangsangan akan semakijn besar kerusakan yang di timbulkan
c. Besarny rangsangan.
d. Pathogenitas kuman.
e. Daya invasi kuman.
2. Faktor faktor yang berasal dari penderita sendiri (host) :
A. Faktor Umum: B. Faktor Lokal : | Umur, status gizi, kondisi tubuh/kesehatan, kekebalan/imunitas, penyakit yang menyertai (diabetes→mudah infeksi), dan konsumsi obat obat yang mengandung asteroid (dapat memberikan efek masking pada suatu peradagang). Vaskularisasi dan lokasi keradangan. Pada jaringan yang padat keradangan akan lebih sukar terjadi dibanding pada jaringan yang longgar, misalnya:pada paru – paru (jaringan longgar) akan lebih mudah mengalami keberadangannya dibanding pada jaringan parut/keloid (jaringan padat). |
PEMBAGIAN PERADANGAN
I. Menurut Lamanya :
1. Akut : Suatu peradangan dimana perubahan yang nyata ialah perubahan vaskulair dan
terbentuk eksudat. Tanda yang ada adalah kelima gejala radang (rubor, kalor,
tumor, dsb).
2. Kronik (menahun) : Suatu keradangan dimana peradangan dimana perubahan yang
nyata adalah : proliferasi sel sel radang (radang proliferative).
Tanda yang ada ialah terjadinya proliferasi sel – sel jaringan juga
berlajut hingga akhirnya terbentuk jaringan parut (cicatrix)
3. Sub akut atau sub kronik : keradangan diantara akut dan kronik.
II. Menurut Eksudatnya :
1. Eksudat cair / serous: è keradangan serurosa
Disini exudat mengandung banyak air dan sedikit protein.
Misalnya : pericarditis, pleuritis.
2. Eksudat fibrin : è keradangan fibrinosa
Disini exudat yang dihasilkan mengandung banyak protein dan fibrin.
Misalnya : pneumonia lobaris.
3. Eksudat lendir / catar: è keradangan catar
Disini keradangan terjadi pada tempat yang mengandung lendir,
Misalnya : saluran nafas atas.
4. Exudat suppuratif = nanah : è keradangan suppuratifa.
Disini exudat yang dihasilkan berupa cairan kental berwarna kekuningan.
5. Exudat haemorrhagica : è keradangan haemorrhagica
Biasnya bercampur dengan keradangan yang lain.
Misalnya : keradangan suppuratifa haemorrhagica.
III. Menurut lokalisasinya :
1. Abses : timbunan pus / nanah yang bersifat lokal dalam ruangan pada jaringan / organ,
yang dalam keadaan normal ruangan tersebut tidak ada.
Cara terjadinya : kuman pyonegik masuk jaringan / organ, kemudian
berkembangbiak. Tubuh bereaksi sehingga terjadi migrasi sel
lekosit ke tempat tersebut. Selajutnya, rusak. Timbunan sel
jaringan yang mati dan sel lekosit yang mati beserta kuman yang
mati disebut : nanah/ pus.
2. Ulcul : terjadinya kerusakan lokal pada bagian supercial jaringan / organ mengakibatkan
terlepasnya sel – sel yang rusak dan neokrotik, sehingga terbentuk Ulcus.
Misalnya : Ulcus pada lambung.
3. Phelogmon : Proses keradangan yang menjalar diffuse (merata) pada semua jaringan.
Misalnya : erysipelas
4. Pseudo Membran : Terbentuk membran yang terdiri dari : fibrin, epithel rusak dan sel –
sel radang. Bisanya terjadi pada permukaan organ.
Misalnya : pada Dipheteri
IV. Menurut Etimologinya :
Setiap agen penyebab keradangan akan menimbulkan keradangan yang khas tergantung pada penyebabnya.
Misalnya : Kuman kuman pyogenik biasanya membentuk pus / nanah.
Kuman kuman salmonella biasanya menyebabkan radang yang diffuse pada
jaringan RES, sehingga terjadi pembesaran lien, limpa dsb.
PENYEMBUHAN:
Definisi : pergantian sel / jaringan yang rusak / mati oleh sel / jaringan yang baru berasal dari jaringan parenshyma atau stroma jaringan ikat. Bila terjadi proleferasi dari sel parenchym maka akan terjadi penyembuhan yang sempurna, sedangkan bila yang terjadi proliferasi sel – sel jaringan ikat, maka akan terbentuk jaringan parut (kelloid=scar)
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan adalah :
1. Faktor umum : ukur, status gizi, kelainan hematology yang ada (leukimia, hemorragic diatesis), immunitas (kekebalan), adanya penyakit kronis (diabet, dsb), dan hormonal (biasanya hormon supra adrenal seperti cortisone dan hidrocortison yang bersifat anti radang).
2. Faktor lokal : suplai darah, ada tidaknya benda asing (mis. Benang jahit), pendekatan tepi luka, jenis jaringan yang tekena, lokalisasi, (mis. Pada tendom penyembuhan lebih lama dibanding paru), mobilitas bagian yang luka dan banyak sedikitnya jaringan yang rusak.
###############
Tidak ada komentar:
Posting Komentar