Kamis, 23 Juni 2011

SEROLOGI


SEROLOGI
Serologi adalah ilmu yang mempelajari reaksi antigen, antibodi secara invitro. Untuk dapat menegakkan diagnosa suatu penyakit infeksi : kita dapat mengisolasi atau menemukan kuman penyebabnya. Proses isolasi atau menemukan kuman tersebutmemakan waktu yang cukup lama dan sulit dalam pelaksanaannya.
Apabila sebuah kuman masuk kedalam tubuh kita maka kuman tersebut akan merupakan suatu antigen ( benda asing ) bagi tubuh kita dan selanjutnya akan merangsang tubuh kita untuk membentuk antibodi terhadap kuman tersebut. Dengan dapat ditemukannhya antibodi tersebut dalam tubuh kita, maka hal ini akan membantu kita dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit infeksi. Proses untuk menemukan atau mendeteksi adanya antigen dan antibodi tersebut yang selanjutnya kita kenal dengan pemeriksaan Serologi. Beberapa contoh pemeriksaan serologi adalah : Widal, VDRL, Toxoplasma, Hepatitis, AIDS, dsb.
WIDAL
Adalah pemeriksaan serologi untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit demam thypoid. Dalam pemeriksaan ini dipakai suspensi kuman Salmonela Typhosa, Salmonela Paratyphosa sebagai antigen untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap kedua kuman Salmonela tersebut dalam serum penderita.
Apabila terjadi pertemuan antara antigen dan antibodinya yang sejenis, maka akan terjadi proses AGGLUTINASI.
STRUKTUR ANTIGENIK KUMAN SALMONELA TYPHOSA
Untuk pemeriksaan Widal, dipakai antigen O dan antigen H, sedangkan antigen Vi biasanya dipakai untuk mendeteksi adanya karrier.
Sifat dan ciri khas antigen O adalah :
·         Merupakan lapisan luar dari kuman.
·         Merupakan suatu lipopolisakarida.
·         Bersifat sebagai endotoxin.
·         Tahan terhadap pemanasan dan alcohol.
·         Tidak tahan terhadap formalin.
Sifat dan ciri khas antigen H adalah :
·         Terhadap pada flagella / fimbriae.
·         Merupakan suatu protein.
·         Tahan terhadap formalin.
·         Tidak tahan terhadap panas dan alcohol.
Sifat dan ciri khas antigen Vi adalah :
·         Terdapat pada Kapsul kuman.
·         Berperan pada karier.
PATOGENESA DEMAM TYPHOID
Kuman S. Typhii dan S. Paratyphii masuk ke dalam tubuh kita melalui saluran pencernaan mencapai epithel usus kemudian menembus kelenjar lymphe usus (PLAQUE of PAYER), dan kemudian berkembang biak dikelenjar lymphe tersebut.
Dari kelenjar lymphe tersebut kemudian masuk ke ductus thoracicus dan akhirnya ke aliran darah hingga mencapai liver, kandung empedu, limpa, ginjal dan sumsum tulang dan berkembang biak lagi didalam organ-organ tersebut.
Seluruh proses ini memakan waktu selama 7-10 hari.
Dari organ-organ tersebut kemudian masuk kedalam aliran darah lagi (stadium bakteremia kedua) dan melepaskan endotoxin sehingga menimbulkan gejala-gejala penyakit demam typhoid seperti misalnya : mual, febris, pusing, perut kembung dsb. Adanya endotoxin di dalam darahtersebut juga merangsang pembentukan antibodi terhadap kuman salmonella tersebut. Proses pembentukan antibodi tersebut memerlukan waktu kurang lebih 1 minggu.
Selanjutnya kuman akan dimakan oleh sel macrophage sehingga kuman di dalam darah akan menghilang.
Adapun antibodi yang mula-mula dibentuk adalah : Antibodi terhadap antigen O, kemudian menyusul antobodi terhadap antigen H, dan yang paling akhir adalah antibodi terhadap antigen Vi.
Titer (kadar) antibodi didalam aliran darah ini baru dapat dideteksi pada hari ke 15-17 setelah kuman masuk kedalam tubuh, dan mencapai kadar puncak pada minggu ke 4-5, kemudian akan menghilang setelah 6-12 bulan untuk antibodi terhadap antigen H.
Peningkatan titer antibodi didalam tubuh sebanyak 4 kali pada pemeriksaan ulangan merupakan diagnosa pasti demam thypoid. (misalnya : dari 1/100 menjadi 1/400)
TEKNIK PEMERIKSAAN
1.       CARA SLIDE :
1 tetes serum (antibodi) ditambah 1 tetes antigen salmonella dan dilakukan pada sebuah obyek glass. Bila terjadi agglutinasi berarti hasil + dan ini harus dikonfirmasi.
Tabung pada baris pertama ditambah dengan antigen O, tabung pada baris kedua ditambah dengan antigen H, tabung pada baris ketiga ditambah dengan antigen para typhhus A, sedangkan tabung pada baris keempat ditambah dengan antigen para – typhus B.
Kemudian keseluruhan tabung tersebut diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37C. Setelah itu dilakukan pembacaan pada masing-masing tabung.
Keuntungan dari pemeriksaan Widal adalah : tekniknya sederhana, mudah dan murah.
Kerugian dari pemeriksaan Widal adalah :
ü  Adanya reaksi silang
ü  Nilai normal daerah endomis tidak sama dengan daerah no endemis
ü  Bila terjadi gangguan proses immunitas, pembentukan antibodi terganggu maka Test Widal dapat memberikan hasil negative palsu.
ü  Tidak digunakan untuk evaluasi teraphi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar