Kamis, 23 Juni 2011

KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Volume air dalam tubuh manusia mencapai sekitar 60% dari berat badannya, dan terbagi menjadi  :
1.      CAIRAN INTRA SELLULLAIR  : merupakan cairan yang berada didalam sel tubuh dan volumenya mencapai sekitar 40% berat badan manusia.
2.      CAIRAN EXTRA SELLULLAIR  : merupakan cairan yang berada diluar sel tubuh manusia dan volumenya mencapai sekitar 20 % berat badan manusia.
Cairan extra sellullair ini trebagi lagi menjadi : CAIRAN INTERSTITIAL yang merupakan cairan yang terletak diantara sel sel tubuh manusia dan mencapai sekitar 15% dari berat badan, dan CAIRAN PLASMA yang merupakan cairan yang terletak dalam pembuluh darah dan mencapai sekitar 5% berat badan manusia.

Misalkan pada seseorang dengan berat badan 70 kilogram, maka :
Volume cairan total dalam tubuhnya adalah : 60% x 700 kg = 42 liter, yang terbagi menjadi : CAIRAN INTRA SELLULLAIR : 28 liter, CAIRAN INTERSTITIAL : 10,5 liter, dan CAIRAN PLASMA : 3,5 liter.

Antara cairan intrasellullair dan cairan extra sellullair dibatasi oleh dinding sel atau membrane sel, sedang antara cairan intra vaskulair dan cairan interstitial dibatasi oleh dinding pembuluh darah.
Membran sel berbeda dengan pembuluh darah, dimana membrane sel bersifat semi permeable terhadap  solute terutama yang larut dalam air (glukosa,elektrolit ) sedangkan dinding pembuluh darah permeable terhadap elektrolit dan glukosa, tetapi relative impermeable terhadap protein.
Protein disini dapat menarik cairan interstitial masuk ke dalam cairan intravaskulair (plasma) , sedangkan tekanan yang ditimbulkan oleh protein dalam plasma disebut tekanan onkotik plasma.

Keseimbangan cairan dalam tubuh terjadi apabila jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh, sama dengan jumlah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh.
Pemasukan cairan kedalam tubuh berasal dari : makanan, minuman dan hasil oksidasi bahan makanan.
Pengeluaran cairan keluar tubuh melalui : urine,kulit, paru dan tinja. Pengeluaran lewat kulit, paru dan tinja dikenal pula sebagai INSENSIBLE LOSS ( pengeluaran yang tak tampak ).



Volume cairan yang masuk dan keluar tubuh adalah sebagai berikut :
PEMASUKAN :                                                        PENGELUARAN :
Makanan         1000 cc                                                Urine   1500 cc
Minuman         1300 cc                                                Tinja      200 cc
Metabolisme     300 cc                                                Paru       300 cc                                                                                                                        Kulit      600 cc
JUMLAH        2600 cc                                    JUMLAH        2600 cc

Pengaturan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia dilakukan oleh :
1.      Ginjal dan Paru
2.      Hormon : misalnya : ADH,Aldosteron,dsb
3.      Rasa Haus

RASA HAUS :
Definisi Rasa Haus adalah : Keinginan secara sadar terhadap air.
Pusat rasa haus terletak di hypothalamus dan sensitive terhadap adanya perubahan osmolalitas cairan ekstra sellullair.
Bila terjadi peningkatan osmolalitas plasma, berarti tubuh mengalami dehidrasi yang kemudian akan merangsang pusat rasa haus melalui mekanisme sebagai berikut :
1.      Terjadi penurunan perfusi ginjal, sehingga akan merangsang pelepasan rennin yang akan menimbulkan produksi angitensin II. Angiotensin II akan merangsang hypothalamus untuk selanjutnya merangsang sensasi rasa haus.
2.      Osmoreceptor yang ada dihipothalamus akan mendeteksi adanya peningkatan tekanan Osmotic dan akan mengaktivasi jaringan syarat yang menimbulkan rasa haus.
3.      Rasa haus dapat pula dirangsang oleh adanya kekeringan local pada mulut sehinnga timbul rasa haus.

HORMON ADH ( ANTI DIURETIK HORMON ) :
Hormon ADH dibentuk dihipothalamus dan disimpan didalam neurohipofisis posterior. Hormon ini akan meningkatkan reabsorbsi air pada duktus koligentes ginjal, sehingga air tidak keluar melalui urine untuk memperbaiki tekanan osmolalitas dan mempertahankan cairan ekstra sellullair.
Adanya peningkatan osmolalitas , penurunan cairan ekstra sellullair, stress, trauma, pembedahan, nyeri, dan pemberian beberapa macam obat-obatan akan merangsang produksi Hormon ADH ini.


Hormon ADH ini disebut juga sebagai VASOPRESSIN karena mempunyai efek sebagai vasokonstriktor minor pada arteri kecil yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

Penurunan kadar hormone ADH akan menimbulkan diabetes insipidus yang ditandai dengan peningkatan produksi urine dan peningkatan volume darah.

HORMON ALDOSTERON :
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal dan bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absorbsi natrium. Retensi natrium ini akan mengakibatkan retensi air. Pengeluaran hormone aldosteron diatur oleh konsentrasi kalium dan sangat berguna dalam mengendalikan hyperkalemia.

Manfaat Cairan dalam tubuh manusia adalah  :
1.      Dipakai pada proses metabolisme bahan – bahan makanan.
2.      Berguna sebagi alat pengangkut limbah yang kemudian sekresi keluar tubuh melalui urine.
3.      Sebagai bantalan atau pelindung kulit.
Gangguan yang terjadi pada keseimbangan cairan dalam tubuh dapat berupa  :
1.      Edema.
2.      Congestion. ( bendungan cairan).
3.      Haemorrhage (pendarahan).
4.      Shock.
5.      Thrombosisi, Emboli, dan Infrarction.

1.    EDEMA

Edema adlah terkumpulnya sejumlah cairan yang abnormal pada jaringan intersellullair atau rongga tubuh. Hal ini dapat terjadi secara local atau diseluruh tubuh tergantung pada penyebabnya. Bila edema itu berat dan terjadi hampir diseluruh tubuh disebut :
ANASARKA, yang biasanya disertai dengan adanya pembengkakan dari jaringan subkutan ( dibawah kulit ). Cairan yang tertumpuk dirongga tubuh biasanya diberi nama sesuai dengan lokasi nya seperti misalnya : HYDRO THORAX, HYDROPERICARDIUM, HYDROPERITONEUM ( ASITES ), dan sebagainya .
Penyebab terjadinya edema adalah :
1.      Peningkatan tekanan osmotic kolloid.
2.      Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler.
3.      Peningkatan permeabelitas kapiler.
4.      Obstruksi limfatik.
5.      Kelebihan Natrium dan Air dalam tubuh.


PENINGKATAN TEKANAN OSMOTIK KOLLOID :
Berkurangnya kadar protein atau albumin didalam plasma akan berakibat pada penurunan tekanan osmotic dalamplasma, sehingga cairan dalam plasma akan menembus dinding pembuluh darah dan masuk kedalam jaringan sekitarnya. Karena cairan plasma banyak yang keluar ke jaringan  maka volume plasma akan menurun, hal iini akan menyebabkan pengaktifan system aldosteron renin-angiotensin, sehingga tubuh akan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air, sehingga volume plasma kembali meningkat, tetapi karena kadar protein yang tetap rendah, maka cairan tersebut akhirnya akan menuju ke jaringan juga sehingga lebih memperparah edema yang sudah ada.
Penurunan kadar protein ini dapat disebabkan oleh : malnutrisi, kegagalan fungsi hati, serta kehilangan protein dari dalam tubuh melalui luka bakar, kebocoran ginjal, dan saluran gastro intestinal.
Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan peningkatan protein plasma dengan pemberian infuse albumin dan menghilangkan kausa penyebabnya.

PENINGKATAN TEKANAN HIDROSTATIK KAPILER :

Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler dapat disebabkan oleh : gagal jantung kanan dan kiri, gagal ginjal, kerusakan sirkulasi pembuluh darah vena, dan obstruksi liver. Gagal jantung akan mengakibatkan peningkatan tekanan hidostatik yang disertai penambahan volume plasma sehingga berakibat menumpuknya cairan didalam jaringan atau rongga badan.

PENINGKATAN PERMEABELITAS KAPILER :

Peningkatan permeabilitas kapiler dapat disebabkan oleh gagal kerusakan langsung dinding pembuluh darah yang diakibatkan oleh trauma luka bakar. Inflamasi / keradangan menyebabkan hypermia dan vasolidilatasi yang pada akhirnya menyebabkan  penumpukan cairan pada jaringan (edema).

OBSTRUKSI LIMFATIK :

Penyebab utama terjadinya obstruksi limfatik adalah :pengangkatan kelenjar limfe (limfonodulus) dan pembuluh darah sekitarnya melalui operasi untuk mencegah terjadinya metastase 9penyebaran)suatu keganasan. Penyebab lainya : terapi radiasi , trauma , metastasis keganasan , rarang , dan infeksi riliriasis.

KELEBIHAN NATRIUM DAN AIR  DALAM TUBUH :
Kelebihan natrium dan air akan meningkatkan tekanan gidrostatik embuluh darah kapiler dan meningkatkan volume plasma, sehinnga cairan akan keluar menuju jaringan.
Dikenal dua macam endema :
1.      Pitting endema                  :
Apabila endema ditekan akan menimbulkan cekungan dan setelah tekanan dilepas masih diperlukan waktu beberapa saat untuk menghilangkan cekungan tersebut. Endema jenis ini sering tamapak pada tungkai dan sekitar sacrum.
2.      Non pitting endema          :
Biasanya endema jenis ini terjadi pada lipatan kulit yang longgar seperti : periobital (sekitar mata), dan biasanya disebabkan oleh trombosis pembuluh darah vena, khususnya pembuluh darah vena yang letaknya superficial (dipermukaan0.
Endema yang berlangsung lama akn mengakibakan perubahan trofik pada kulit yang pada akhirnya akan berakibat dramatis sampai timbul ulkus yang akan sangat sulit sembuhnya.
Lokasi terjadinya adema dapat memberikan petunjuk tentang penyebab edema tersebut. Misalnya : - Edema yang terjadi pada satu tungkai biasanua karena obstruksi vena atau
  obstruksi kelenjar limfe.      
            -Edema    yang terjadi karena hipoprotein biasanya bersifat sistemik, dan yang paling penting nyata kelihatan adalah pada daerah kelopak mata pada pagi hari.   
-Edema karena gagal jantung biasanya jelas pada kedua tungkai dan cenderung menyebar keseluruh tubuh.      

SYOCK

Syock adalah gangguan hemodinamik dan metabolic yang disebabkan oleh aliran darah yang tidak adekuat, sehingga pengiriman oksigen ke kepala dan jaringan tubuh menurun. Gejala syock adalah : hipotensi, takhikardi, oligouri, kulit menjadi lembab, gelisah dan perubahan tingkat kesadaran. Penyebab syock biasanya adalah : pendarahan, gagal jantung, dan kerusakan neurologist. Pembagian syock sesuai penyebabnya adalah :
1.      Syock Hypovolemik
2.      Syock Kardiogenik
3.      Syock Distributif/Neurogenik

1.      Syock Hypovolemik
Syock Hypovolemik ini biasanya oleh kehilangan cairan sirkulasi, baik berupa darah, plasma, ataupun air dalam tubuh. Penurunan volume cairan tubuh akan mengakibatkan aliran darah vena yang kemabali ke jantung (venous return), dan akhirnya akan menurunkan teken darah. Papabila deficit cairan tersebut dapat segara di instalasi maka keadaan syock dapat diatasi pula dengan segara dan semuanya kenbali normal. Tetapi bila defisit cairan tersebut tidak segara diatasi maka penderita akan jauh kedalam keadaan yang irreversible.
Syock Hypodemik ini dibedakan menjadi :
a.












b.








c.











d.
Syock Hermoragie












Syock Dehidrasi








Syock karena Luka Bakar











Syock Trauma
:












:








:











:
Yaitu shock yang disebabkan oleh adanya pendarahan yang massif yang biasanya diakibatkan oleh : pendarahan gastrointensinal, pendarahan paska operasi, haemofilia, persalinan, dan trauma. Kehilangan darah yang tidak melebih 10% volume darah total tidak menimbulkan perubahan yang nyata pada tekanan darah dan cardilac output, sedangkan kehilangan darah hingga 45% volume darah toal akan menurunkan cardiac output dan tekan darah sampai nol.

Dehidrasi yang disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh yang cukup berat dan biasanya disebabkan oleh : keringat yang berlebihan, diarrhea, muntah, diabetes insipidus, asitesis, fase diuretic pada gagal ginjal akut, diabetic ketoacidosis addison diseases, hypoaldosteronism, pemberian diuretic, dan sebagainya.

Pada luka bajar yang luas derajat tiga, kehilangan plasma cukup banyak sehingga menurunkan tekanan osmotic. Penurunan tekaknan osmotic menyebabkan cairan keluar kejaringan , sehingga cairan dalam plasma menurun dan berakibat penurunan aliran darah balik ke jantung, sehingga cardiac output menurun dan akhirnya tekanan darah jufga menurun. Syock pada luka bakar ini dapat pula disebabkan oleh sepsis.

Trauma luka tembak pada tubuh dapat menimbulkan pendarahan yang kadang kadang tidak tampak, sehingga menimbulkan syock.

2.      Syock Kardiogenik :
Dua penyebab utama Syock Kardiogenik adalah :
a.





b.
Cadilac Failure





Penurunan arus venous return ke jantung
:





:
Yaitu ketidakmampuan jantung untuk berkontraksi secara efektif. Biasanya disebabkan oleh: infak miocard yang luas, myokardiophi, keracunan obat, dan disritma (gangguan arithmia).

Hal ini biasanya disebabkan oleh : tamponade jantung, efusi paradical akut, pergeseran mediastum yang menekan jantung sehingga aliran darah balik vena terganggu. Cardiac output sehingga tekanan dan aliran darah menurun, terjadinya syock.


3.      Syock Distributif:
Syock jenis ini disebabkan oleh vasolidatasi yang massif dan hebat, sehingga takanan darah akan menurun. Dalam hal ini jumlah darah / cairan tubah tidak berkurang, hanya distribusinya yang terganggu karena adanya vasodilatasi yang massif tersebut.
a.


b.



c.
Syock Neurogenik


Syok Septik



Syock Anafilaktik
:


:



:
Hilangnya tonus vasomotor sehinnga terjadi  dilatasi vena dan arteriole.

Kuman gram negative akan mengeluarkan endotoksin yang luas dan mengakibatkan dilatasi pembuluh darah.

Biasanya terjadi karena reaksi antigen antibody yang sering terh\jadi pada pemberian obat-obatan, media kontras, dan bisa ular.

TAHAPAN DALAM SYOCK :
Terdapat tiga tahapan dalam syock dengan nama yang berbeda beda menurut versi penulis.
Ada yang menyebut dengan
:
Awal, progresif, dan akhir.
Non progresif, progresif, dan irreversible.
Dini, hypoperfusi jaringan, dan cedera sel&organ.
Terkompesasi, dekompenasi, dan irreversible.

TAHAP I























TAHAP II






















TAHAP III
:























:






















:
Pada tahap ini terjadi penurunan cardilac uotput  dan tahan perifer sebagai akibat cerdera awal.
Penurunan tersebut berakibat penurunan tegangan pada dinding arteri mayor yang pada akhirnya merangsang baroreceptor untuk selanjutnya  mengaktivasi system syaraf autonom.
Gejala yang timbul : # penderita masih sadar, kadang kadang ada kecemasan.
# frekwensi denyut jantung meningkat.
# tekanan darah menurun atau normal.
# kulit pucat, lembab dan dingin.
# pupil dilatasi karena rangsangan syaraf simpatis.
# kadar hematokrit menurun bila terjadi perdarahan.
# nafas dangkal, tapi frekwensinya meningkat sebagai respon kekurangan oksigen pada jaringan.
# produksi urune menurun, penderita merasa haus.
# otot melemah.
Apabila tahap ini dapat di atasi, maka darah dan kesemuanya akan kembali normal, tetapi bila tidak teratasi maka akan masuk kedalam tahap selanjutnya.

Pada tahap ini respons kompenasi yang dilakukan tubuh gagal untuk memperbaiki tekanan darah dan perfusi jaringan. Organ organ tubuh akan mengalami kekurangan oksigen (ischemia), dan yang paling awal adalah terjadinya penurunan fungsi ginjal yang berupa penurunan Glomerural Filtation Rate (GFR).
Organ penting lain yang terkena adalah otak dan jantung, kemudian paru, hati, dan saluran gastrointestinal.
Gejala gejala yang timbul adalah akibat penurunan perfusi organ organ tersebut di atas, yaitu berupa : # kesadaran dan orientasi mulai
menurun.
# bradikardi dan hipotensi.
# produksi urine berhenti.
# endema perifer, endema paru dan takhipenia (frekwensi nafas meningkat).
# abdomen distensi dan paralitik ileus.
# kulit dingin, pucat.
#ph darah menjadi asam karena penumpukan asam laktat.
Apabila terapi yang diberikan pada stadium ini gagal, maka penderita akan memasuki stadium III.

Pada tahap ini penderita menjadi tidak responsive, cardiac output menurun, tekanan darah menurun progresif dan asidosis metabolic makin menimgkat. Terjadi kematian pada sel karena ischenia, dan manifestasinya berupa disfungsi gimjal, paru dan otak. Kagagalan pada ginjal dan jantung berjalan progresif, penderita akan mengalami kesulitan bernafas sampai koma.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar